Wednesday 19 April 2017

[Book] Happy Little Soul

Happy Little Soul Happy Little Soul by Retno Hening Palupi
My rating: 3 of 5 stars

"Your children will become who you are, so be who you want them to be." –David Bly

Sejak menjadi salah satu penggemar Kirana di Instagram, saya jadi merasa malas melihat anak-anak Instagram lain hahaha. Itu karena karakter dan kepribadian Kirana secara tidak sadar terpatri dalam kepala saya, dia sangat cerdas dengan perilaku yang juga baik untuk anak seumurannya. Hal itu membuat saya jadi agak sulit menikmati kelucuan anak IG lainnya karena tidak ada yang bisa menyamai Kirana. I mean, ya pasti memang tidak ada yang sama sih karena anak itu berbeda-beda, yang saya maksud lebih ke kecerdasan dan kepribadian tadi. Saya selalu merasa kagum setiap ada video baru yang diunggah Ibuk, wow, ada ya anak seperti Kirana. Jadi begini rupa anak yang penuh doa :)

Kemudian, mungkin seperti kebanyakan pengikut Ibuk di Instagram, dalam hati saya pun muncul keinginan untuk kelak mempunyai anak yang kemudian saya didik supaya dapat tumbuh menjadi seperti Kirana. Padahal saya sudah cukup menetapkan hati untuk bertendensi pada kemungkinan tidak menikah xD Nah, lho. Memang sebegitu dahsyatnya efek Ibuk dan Kirana.

Ketika muncul post Ibuk perihal buku Happy Little Soul, tentu saja saya langsung semangat. Buku berisi pengalaman Ibuk dalam merawat dan membesarkan Kirana sampai jadi seperti sekarang ini, pasti akan menarik dan berisi banyak tips dan trik yang bermanfaat. Dan memang benar, setelah membacanya saya jadi lebih punya gambaran pola didik seperti apakah yang dirasa cukup berhasil untuk diterapkan pada anak. Lewat buku ini, saya sedikit banyak bisa mengintip karakter Ibuk juga. Lagi-lagi membuat heran, Ibuk terasa begitu menyejukkan. Sure, she's not perfect. Nobody is. Tetapi Ibuk terus berusaha untuk menjadi seseorang yang lebih baik, untuk dirinya sendiri dan tentu saja untuk Kirana.

Ibu saya sendiri adalah seorang pendidik PAUD, sehingga saya sedikit banyak tahu juga tentang dunia tumbuh kembang anak usia dini. Saya kerap mendapat cerita tentang bermacam-macam karakter anak usia balita, dan kadang saya sampai terkejut mendengarnya. In a bad way. Salah satu cerita yang paling mengejutkan adalah ada anak seumuran Kirana yang kerap mengeluarkan omongan bernada merendahkan orang lain. I was like, what???? Kok bisa?? Menurut saya, anak sekecil itu seharusnya bahkan tidak tahu konsep merendahkan orang lain. Seram sekali, dia belajar dari mana hal seperti itu? Apakah karena terbiasa melihat orang-orang di sekelilingnya melakukan hal tersebut? Ataukah dia belajar malah langsung dari orangtuanya? :(

Saya rasa banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan dari buku ini, dan siapapun akan dapat menikmatinya. Pengalaman-pengalaman Ibuk dan Kirana mungkin bisa membuka mata dan menginspirasi banyak orang. Betapa membesarkan anak merupakan suatu tugas yang mulia dan tidak main-main. Saya akan merekomendasikan buku ini ke orang-orang di sekitar saya, semoga akan banyak 'Kirana-Kirana' lain yang tumbuh besar esok hari. Love you, Baby Cat! Senang yaa, mau punya adik. Semoga Kirana dan keluarga selalu dalam lindungan Tuhan.

Thursday 6 April 2017

Movie Diary – March 2017 (20)

Chungking Express (Wong Kar-Wai, 1994)

Film Wong Kar-Wai pertama yawlaaaa malu sama pitik. Habis dari dulu nunda meleeee ga jadi-jadi nonton. Yha maap orangnya minder kalo mao nonton film-film karya sutradara jempolan hehhehehehehehe (halah alesan ae). Awalnya agak pusing ya liat gambarnya, trus lama-lama terbiasa. Malah jadi sukak! Soalnya emang suka liat gambar-gambar cahaya, bokeh, blur, gajelas, gitu-gitu lol. As for the plots... Kind of unconventional, no? Ada dua plot gitu dannnn lebih suka yang kedua. Lebih enak dinikmati ajasiii. Mana Faye Wong cakeeep banget, naksir! Cantik parah!!

Spring (Justin Benson & Aaron Scott Moorhead, 2014)

The ending always gets me!!!!!

The Blind Side (John Lee Hancock, 2009)

Nonton ini yaman doeloe sekaleeee.... Kalo ga akhir esempe ya awal esema, and I think back then I watched it with Indonesian subtitle. Anaknya cengeng banget emang, nonton apa aja pasti mimbik-mimbik, nonton ini ya jelazzzz. Parah lah nangis terus, terharu. Yawla.

The Autopsy of Jane Doe (André Øvredal, 2016)

Seru-seru bikin penasaran... Cukup bikin deg-degan, dan sinematografinya okeh. Premisnya pun keren, sukak yang misterius macam gini. Tapi...menjelang akhir agak meh. Like...laaaah kok gitu?? Yawdasih.